Diasingkan Bukan Berarti Asing

Wednesday, March 30, 2011

Halo.
Apa kabar? *alah klise*

Gue menulis ini di sela-sela waktu menunggu UTS terakhir gue di semester 2 ini. Doakan gue cepat lulus ya. Ucapan ini pernah dipertanyakan kembali oleh kakak gue. Yah marilah kita berpikir panjang aja, seperti konsep determinisme yang dikemukakan di buku Etika karangan Dr. K. Bertens. Bahwa sedikit saja hal akan mempunyai efek ke semua aspek kehidupan. Gue sangat setuju dengan konsep ini, karena hampir mirip dengan The Secret tulisan Rhonda Byrne. Nah kalo gue mengerjakan UTS dengan optimal kan nilai gue bagus, lalu gue lulus, kalo gue lulus mata kuliah itu kan gue gak perlu mengulang, kalo gue gak perlu mengulag, waktu gue untuk beberapa SKS bisa digunakan untuk SKS lainnya sehingga gue akan lebih cepat menuju kelulusan. Any question?

Nah yang mau kali ini gue bahas adalah soal keterasingan. Dua hari yang lalu gue baru saja mempelajari ulang seluruh bahan antropologi UTS. Gue menemukan di slide yang dibuat oleh dosen gue, ada film yang ga pernah diputar sama dia. Film itu adalah cuplikan film National Geography mengenai manusia primitif. Sangat menarik, setidaknya untuk gue, dan dosen gue. Haha.

Film itu mengisahkan sebuah suku yang hidup jauh di pedalaman Kalahari. Gue lupa nama sukunya, dan saat gue mengetik ini gue tidak membawa CD slidenya. Pokoknya mereka adalah salah satu suku teraneh. Dulu, saat manusia hidup nomaden dan kemudian membangun peradaban, biasanya mereka mencari sungai sebagai sumber kehidupan mereka. Namun, si suku ini tidak hidup bergantung pada sungai. Mereka berevolusi menjadi manusia yang tahan untuk tidak minum berhari hari. Mereka minum dengan mengumpulkan tetes-tetes embun di daun setiap pagi, mencari akar dan umbi kemudian mereka serut lalu peras dan akan keluar air untuk bisa diminum. Dan ga hanya itu, mereka sadar untuk hanya minum beberapa teguk lalu kemudian berbagi pada orang lain.

Mereka hidup dalam satu keluarga besar dan berburu. Sebelum membunuh buruan, mereka meminta maaf pada binatang tersebut dan mengatakan keluarga mereka butuh makan. Mereka tumbuh menjadi suku yang paling penyayang yang pernah ada. Mereka tidak pernah menghukum anak mereka, dan anak-anak selalu punya cara bermain meski tanpa menggunakan alat-alat canggih. Mereka tidak memliki hukum. Mereka sangat damai.

Setelah gue menonton, gue mendesis "...hebat". Bahwa keterasingan bukan berarti menimbulkan kekerasan, chaos, keserakahan. Mereka saling berbagi dalam kesederhanaan, tidak banyak meminta pada Dewa mereka, tidak pernah mengeluh di tengah padang ilalang yang panas sekali.

Insightnya, manusia mungkin memang membutuhkan keterasingan. Soekarno dan para pembesar lain banyak menemukan ide dalam penjara. Dalam buku Etika-nya Bertens juga dikemukakan bahwa dengan adanya orang lain, akan banyak sekali keterbatasan yang tercipta. Mungkin konsep ini yang memunculkan Me-Time, istilah yang menggambarkan waktu untuk setiap orang sendirian, melakukan hal-hal malas paling tidak seminggu sekali untuk lari dari tuntutan-tuntutan yang datang dari orang lain.

Oleh sebab itu, dari SMA gue suka banget pergi ke mall sendirian. Menonton film sendirian. Gue ingat, film Merah Putih adalah film pertama yang gue tonton sendirian dan gue sadar betapa enaknya nonton di bioskop sendirian. Setiap orang butuh waktu sendiri. Gue ga begitu suka sms-an. Gue ga suka menelefon. Gue ga suka terlalu lama berada di keramaian. Ada banyak hal yang gue temukan kala gue sendirian, pemikiran, ide, serta kritik untuk diri gue sendiri. Dan buat gue kebersamaan bersama orang lain dapat gue temukan di organisasi. Karena itu gue ga bisa lepas dari organisasi. Gue suka mengenal orang-orang baru, yang punya pemikiran yang lain dari gue sehingga gue bisa melihat bagaimana sosok pribadi akan terlihat dari sekedar pemikiran. Bagaimana ia dibesarkan saat kecil, dan lingkungan yang membentuknya.

Keterasingan bukanlah sesuatu yang salah. Justru kita akan mengenal diri kita sendiri dalam keterasingan. Kemudian, kita akan tahu siapa kita, untuk apa hidup kita, dan sampai mana kita akan berhenti.

"Etiket adalah sesuatu yang ada ketika orang lain hadir, sementara etika selalu hadir meski tidak ada orang lain di sekitar kita." [K. Bertens]

You Might Also Like

2 comments

  1. tulisan2 di blog loe keren (walau hana belum baca semua sih).. dan yang bikin hana kagum loe tetp bisa nulis di tengah kesibukan.. i envy you :D

    ReplyDelete
  2. makasih hana udh mampir
    masalahnya gue punya passion disini sih :)

    ReplyDelete

Let's give me a feedback!