A Lot

Tuesday, May 10, 2011

Kenapa?
Kenapa judulnya Banyak? haha. Gue punya banyak cerita untuk hari ini nih. Lumayan lah.

Anyway ini gue tulis sepulang kuliah menunggu apa ya? Oia menunggu senior gue untuk mendiskusikan proposal sebuah acara. Buat yang suka bertanya-tanya, khususnya junior gue, belajar di UI tuh kayak apa? Kurang lebih sih seperti ini :









Foto-foto di atas gue ambil di tiga tempat, ruang kelas Metpen, Etika, dan Selasar. Selasar itu yang ada anak-anak ngumpul di lantai. Semacam tempat nongkrong dan tidur. Asiknya, di sini ga sekedar nongkrong, jalan dikit pasti ada aja yang lagi ngobrol serius atau diskusiin filsafat.

Tadi pagi gue kuliah terakhir untuk MPK Agama, salah satu mata kuliah yang intinya adalah pelajaran agama. Tapi melawan mainstream, bahkan melawan silabus, dosen gue memberikan materi-materi yang lebih condong ke arah filsafat dan psikologi. Mungkin karena dia memang cerdas dan banyak membaca buku, sehingga tau inti problematika soal agama di fakultas gue bukan soal esensi agama dan cara beragamanya, tapi melainkan esensi Tuhan dan untuk apa beragama. No offense sih, tapi dosen tadi membuat gue jatuh cinta untuk pertama kalinya pada agama gue sekarang. Dari gue bisa sadar bahwa gue beragama sampai sebelum dosen gue berbicara tadi, apa yang gue lakukan pada keyakinan gue adalah yakin. Ya, yakin aja.

Tadi, dosen gue memaparkan seorang tokoh yang menganalogikan manusia ke dalam empat elemen. Ruh itu bagai udara. Ga bisa dilihat, hanya dirasa. Apa yang bisa kita lakukan bukan memegangnya, tapi merasakannya. Jasad, seperti tanah. Apa yang dirasakan oleh kita sebagai tubuh sebenarnya hanya alat. Seperti tanah, pasrah. Akal, seperti air. Terus mengalir jika kita membiarkannya mengalir. Dan jiwa, seperti api. Karena jiwa itu pada dasarnya adalah ammarah. Bener sih, kalo seseorang excited atau senang sebenarnya bagian otak yang terstimulasi itu sama. Cerdas sekali dosen gue yang satu ini.

Dan satu hal yang paling penting kata dosen gue. Tuhan itu adalah kita, semua kita adalah Tuhan. Sesuai dengan konsep Tuhan adalah Semesta yang baru-baru ini gue post. Luar biasa sekali. Oleh karena Tuhan adalah kita, sikap kita terhadap Tuhan seharusnya bukan takut seperti yang para pendakwah sering katakan. Namun, cinta. Kita akan mengerti arti Tuhan ketika kita mencintaiNya. Dan apa yang sering terjadi di fakultas gue di mana banyak yang mempertanyakan keberadaan Tuhan, bukanlah salah. Kita semua harus mempertanyakan keberadaan Tuhan, siapa Tuhan. Karena jika kita tidak mempertanyakanNya, bagaimana kita mau mengenalNya dan mencintaiNya?

Hal kedua yang ingin gue ceritakan, masih berkaitan dengan kuliah agama gue. Apakah yang mendorong manusia membuat sosok Tuhan dan agama? Karena manusia itu tidak suka dengan ketidakpastian. Pertanyaan-pertanyaan seperti setelah mati saya jadi apa? Siapa pencipta saya? Itulah alasannya. Sama, seperti ketakutan manusia akan ketidakpastian masa depan. Gue pun kuliah hari ini karena gue takut tidak bisa menjadi apa-apa di masa depan gue.
Gue baru-baru ini mengambil foto beberapa baju gue:
Baju SMA
Baju Kuliah



Baju Nikah (?)

Seru sih membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan, iya gak sih? Haha. Namun itulah, gue juga takut membayangkannya. I've planned it, but I'll let life as it has to be.

Ketiga. Gue kangen temen-temen SMA :'(
Apalagi si Bella. Deket-deket ini ulangtahunnya, semoga sempet ke kampusnya meski gue UAS.


diatas adalah tulisan-tulisan dia dan Dina, sahabat gue juga yang dibuat di karton gede saat gue berulangtahun ke 17. Miss you so, guys.

Keempat, active. em ini dari lama pengen gue tulis tapi lupa mulu. Jadi. Kenapa kita harus menunggu jodoh? Bukan kita yang berusaha mencarinya. Kenapa mesti kita menunggu orang lain menjadi ketua, kalau kita capable melakukannya. Banyak sekali yang bisa kita lakukan, lalu kenapa kita menunggu? Just being active. Jadi gue minta maaf kalau ada yang merasa gue bossy saat SMP atau SMA. Gue bukannya sok, tapi gue ga mau menunggu orang menggerakkan kerja kelompok saat gue bisa menggerakkannya. Bukan hal yang salah kan? Memang terkadang hanya kita yang salah melihatnya, dari sisi yang seharusnya bukan menjadi tempat kita melihatnya.

Yah setengah filsafat setengah curhat. Haha.

"I feel like I want to take care of everyone and I also feel this terrible guilt if I am unable to. And I have felt this way ever since all this success started." [Jim Carrey]
ps. gue ngambil foto di kelas itu pas ada dosennya lhoh! Hehe. Don't try this at class.

You Might Also Like

2 comments

  1. alhamdulillah, akhirnya ada gue lagi di blog lu, walaupun bukan pendapat gue ttg sesuatu. kenapa ga dimasukin di post ini pendapat gue ttg aksioma agama dan Tuhan?

    ReplyDelete
  2. Hey bal! Hehe. Terlalu banyak yang mau gue tulis, memang jadi lupa. Intinya lu perlu ngobrol sama itu dosen, dia super cerdas.
    Ga hanya dari sudut pandang Islam, namun dari kita sebagai manusia. Sangat humanis.

    ReplyDelete

Let's give me a feedback!