Orangtua dan Perjalanan

Monday, August 22, 2011

Begitu banyak teman bertanya, "kok lo dibolehin sih pergi-pergi sama orangtua? Gue mah nginep aja kaga boleh". Sampai banyak yang mengira setiap pergi saya tidak izin dan bilang sama orangtua bahwa saya mau pergi keluar kota.

Tidak, saya selalu bilang. Saya selalu bilang sama ibu saya, semalam sebelum keberangkatan saya, saya akan ke mana. Namun saya beruntung punya orangtua seperti orangtua saya. Ibu saya selalu mengizinkan kemana pun saya pergi. Karena ia tahu, saya akan pulang. Saya memang jarang bilang sama ayah saya, namun tidak pernah saya di telfon selama saya berada di luar rumah. Setiap saya pulang, dan ada ayah saya, saya mengucap salam, lalu mencium tangan ayah saya, dan ayah saya sambil sumringah menyambut saya.

Begitu saja. Setiap saya packing di kamar, ayah saya hanya memperhatikan barang 5 detik, lalu pergi tanpa bertanya apapun. Dia tahu saya mau pergi. Tapi begitu saja. Dan saya tidak pernah dimintai oleh-oleh, karena mereka tahu saya pergi bukan untuk hura-hura. Begitu saja, dan setiap pulang ibu saya antusias mendengar cerita sambil melihat foto ala kadarnya di handphone saya.

Seperti yang pernah saya tulis, bapak saya mau saya jadi orang. Sampai dua minggu lalu, bapak saya pernah kok bilang kenapa saya pergi-pergi terus. Tapi itulah, dia tidak pernah marah di telefon ketika saya pergi dari rumah, dan tidak pernah bilang ia mencemaskan saya. Sampai akhirnya, semalam kami mengobrol soal jalur utara dan tengah pulau Jawa. Ia memperbolehkan saya pulang sendiri nanti setelah mudik, dan ia bilang, "udah pinter kan naik-naik kereta sama bis Jawa". This is it. Saya sudah dipercaya. Saya langsung merasakan betapa hebatnya orang tua saya. Padahal saya anak perempuan paling kecil di rumah.

Mungkin saya tidak seperti kakak saya, dan saya memang tidak pernah mau seumur hidup disamakan seperti dia. Saya selalu pergi, namun saya pasti pulang. Perjalanan juga mengubah saya. Saya tidak pernah betah mengobrol dengan orangtua saya pada awalnya. Namun setelah perjalanan yang mengharuskan saya banyak berkomunikasi dengan penduduk lokal, saya banyak menghabiskan waktu di rumah untuk menemani ayah saya mengobrol saat menonton televisi, dan menemani ibu saya belanja. Karena jika saya pergi, saya bisa pergi dalam waktu lama dan menghargai sependek apapun waktu di rumah.

Mungkin saya tidak seperti kakak saya, yang menyukai bisnis seperti ayah dan ibu. Saya tidak bisa diajak mengobrol soal itu dengan kalian. Namun, kalian percaya kan sama saya? Seperti surat Simone Weil untuk orangtuanya:

"Seandainya aku memiliki beberapa kehidupan, satu akan kupersembahkan padamu, ayah dan ibu. Sayang aku hanya punya satu kehidupan."

Saya yakin kalian percaya, dan akan selalu percaya dengan pilihan yang saya buat.
Terimakasih, pa. Untuk mengajarkan saya tanggung jawab.
Terimakasih, ma. Untuk mengajarkan saya soal komunikasi.
Semuanya saya dapat dalam perjalanan saya, bukan sekedar ajaran dan nasihat.

"What a man can be, he must be. This need we call self-actualization." [Abraham Maslow]

You Might Also Like

6 comments

  1. hai puspita insan kamil, kita pernah bertemu di sebuah rumah abu - abu di kawasan Jogja, tapi saya tak mengenalmu begitupun kamu.

    cukup dengar banyak cerita tentangmu dari kakakmu, kemudian mencoba membaca blogmu.. dan menemukan betapa perjalanan cukup merubah pandangan hidupmu, syukurlah.

    tetap lakukan perjalanan, dan jangan lupa bagikan pengalaman hidupmu ke orang lain yaa :) kasih tau mereka betapa bagusnya Indonesia dan apa yang masih harus dibenahi.

    salam

    ReplyDelete
  2. hai juga ferzya. iya, kita cuma bertemu sebentar.

    thanks for visiting, dan saya memang merasa banyak yang perlu dibenahi dari tanah yang cantik ini :)

    ReplyDelete
  3. wah gw sedikit iri nih teg di bagian hidup lw yang ini, hhehehe *johe

    ReplyDelete
  4. thanks for visiting jo!
    iri? hahhahaha. kenapa coba. Advokasi aja ortu lo. heheheh

    ReplyDelete
  5. ahahahaha, iri aja tek, *sobsob

    oiah ya, lw kan calon psikolog hebat nih, apa nih yang harus gw lakukan buat ngebuka cara pandang orang tua gw lebih luas lagi? ahahahahaha,

    ReplyDelete
  6. asik, menjilat banget lo hahhaha
    yang lo perlu lakukan adalah perjalanan pertama lo kabur, trus balik dgn selamat, tanggung jwb sama pilihan lo. trus lo cerita2 sama ortu deh. Haha

    ReplyDelete

Let's give me a feedback!