Pilihan Menjadi Aktivis

Sunday, November 13, 2011

Coba cari kata aktivis di KBBI, dan hasilnya adalah:
ak·ti·vis n 1 orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yg bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dl organisasinya; 2 Pol seseorang yg menggerakkan (demonstrasi dsb)

Saya tidak setuju. Dan kenapa saya tidak setuju adalah karena aktivis di sini hanya bergerak di bidang politik. Tidak! Aktivis itu bisa bergerak di bidang mana saja. Aktivis adalah siapa saja, yang mau berjuang untuk apa yang ia perjuangkan. Maka saya, bersama teman-teman aktivis saya yang lain membuat definisi baru dari aktivis:
Aktivis adalah mereka yang memiliki semangat untuk mewujudkan mimpi Indonesia yang lebih baik.
Semua orang berhak bermimpi. Bermimpi untuk Indonesia yang lebih baik. Mimpi Indonesia yang lebih baik itu saja, adalah sebuah idealisme. Mereka yang mau bangun dan mewujudkan idealisme itulah yang kami sebut dengan aktivis.

Manusia memang tidak pernah lepas dari stereotype. Tapi bukan tidak mungkin kitta hilangkan budaya tersebut. Sama, aktivis juga selalu dipandang negatif oleh masyarakat. Stereotype yang berkembang adalah: aktivisme=anarkisme. Aktivis adalah mereka yang sok idealis, dan haus pujian. Jika seseorang berkata, saya aktivis, sering orang tersebut kemudian dikatakan sok pamer dan alasan mereka menjadi aktivis hanyalah untuk dipuji dan pengakuan orang sekitar.

Padahal, aktivis itu tak lebih dari tukang mimpi. Ya, kami adalah tukang mimpi. Mimpi kami adalah idealisme kami. Idealisme kami itu sendiri hanyalah sebuah mimpi untuk Indonesia yang lebih baik. Namun kami mau mewujudkan mimpi itu. Kami bukan sok idealis, tapi kami cuma mau mimpi itu jadi kenyataan.

Aktivis, atau relawan, atau volunteering adalah sebuah satu-satunya perilaku prosocial behavior yang membutuhkan komitmen jangka panjang. Oleh sebab itu, mereka yang tetap bertahan pada pilihannya menjadi aktivis adalah mereka yang memiliki komitmen dan semangat yang kuat untuk menjadikan mimpi itu nyata, entah sampai kapan, mereka akan terus berjuang.



Mewujudkan Indonesia yang lebih baik adalah sebuah keinginan yang baik untuk negeri ini. Jika kita tidak punya itu, Indonesia tidak akan punya masa depan. Menurut teori psikologi, manusia melakukan sesuatu karena motivasi, motivaasi itu biasanya adalah keinginan. Maka, Indonesia tidak akan lebih baik jika kita sendiri tidak punya keinginan untuk mewujudkannya. Tapi kini, aktivis dipandang buruk. Dicap negatif. Disangka hanya berbuat yang tidak mungkin. Dipikir hanya menuntut saja.

Kami ditendang. Kami dipenjara. Kami diborgol. Kami dibubarkan. Kami disegel. Kami ditahan. Dan segala caci maki dan bentuk agresi baik verbal maupun fisik dan psikis telah kami terima. Tapi itu tak ada artinya dibanding Indonesia yang lebih baik.
Bumi pertiwi ini dulu direbut dengan paksa, dengan perlawanan, lalu kita merdeka. Saat pemerintahan Soekarno mulai melenceng dengan kepemimpinan seumur hidup, kemerdekaan itu direbut paksa. Dijatuhkan dengan demonstrasi para aktivis yang kembali terulang pada tahun 1998, reformasi. Mereka itu aktivis. Mereka itu yang punya mimpi bahwa Indonesia akan lebih baik lagi.

Pernah dengar tentang Mahatma Gandhi? Ia bergerak, ia punya mimpi untuk India yang lebih baik, India yang merdeka dari Inggris. Ia kemudian melakukan sesuatu agar mimpinya jadi nyata. Jalan yang ia tempuh amat panjang. Ia memakai taktik politik garam. Ia tidak melakukan anarkisme, tapi yang ia lakukan sudah termasuk bentuk aktivisme.

Dan, ia yang terus membuat saya belajar dari perkataannya: First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, and then you win.

Itulah proses hidup aktivisme. Dan lihat kawan, suatu hari kita akan menang! Kita akan menang dan buktikan, bahwa kita mmapu menjadikan Indonesia lebih baik lagi!


me, and my activist friends

me, and my activist friends

me, and my activist friends
Are we doing something that harmful?

You Might Also Like

0 comments

Let's give me a feedback!