Semangkuk Sup Bening

Monday, June 24, 2013

I love making things. Salah satunya adalah memasak. Kemarin saya lagi ingin bikin sop sayuran bening, and here's the challenge: masak tanpa bumbu penyedap instan.

Baik, ibu-ibu sekalian. Menurut saya, kesuksesan terbesar di dapur adalah ketika kita mampu membuat masakan enak tanpa bumbu penyedap instan atau MSG. Saya akuin sih, kalau lagi di gunung itu susah banget buat dihindari. Saya penganut ultra-lite trekking yang artinya bawa sepadat mungkin dan seringan mungkin barang yang bisa dibawa. Gak mungkin saya bawa satu dapur dalam backpack 22 liter saya dong jadi saya bawa sebungkus msg. Tapi lain ceritanya kalo di rumah. Selalu ada cara untuk menghindari bumbu penyedap instan.


Well, masak sop bening tanpa bumbu penyedap instan itu almost impossible sih buat pemula macem saya. Kalau mau pakai bumbu yang diulek, nanti butek hasilnya dan ga "cantik". Gak bikin selera makan. Seneng kan kalau lihat semangkuk sup yang isinya keliatan semua dan isinya sayuran berwarna merah kuning hijau oranye? Jadi pas ke pasar, daging giling ayam is a must to be found. Ga banyak banget, cuma seharga 6.000 aja (kebanyang kan cuma sebanyak apa). Lalu, rebus air (dengan daging ayam giling yang dibulatkan kecil-kecil sebagai kaldu) sambil menumis bawang putih cincang dengan margarin (tolong bedain margarin sama mentega ya, yang veggies pasti tau deh). Ini dia triknya, mengganti semua bumbu ulek dengan bawang putih yang ditumis. Margarinnya jangan terlalu sedikit, karena akan dimasukkan ke panci juga. Lalu setelah margarin dan bawang putih masuk, masukkan wortel (karena paling lama empuknya). Lalu masukkan kembang kol. Setelah itu saya memasukkan satu sendok teh garam dan gula batu. Then, white pepper. Lalu masuklah jamur dan pipilan jagung. Kemudian, black pepper! Selalu ada sensasi menyenangkan ketika sedang crushing black pepper deh. Barulah masuk potongan daun bawang dan seledri, kemudian sayur yang paling tidak bisa direbus terlalu lama: tomat. Selesai! Tanpa bumbu penyedap instan.


Menurut saya hasilnya sih enak, dan paling gampang membuktikannya adalah sop sepanci itu langsung habis di siang hari oleh orang satu rumah saya.

Kemudian saya membaca artikel "Indonesia Dalam Penantian" di Kompas, 22 Juni 2013 halaman 7 yang dirujuk sahabat saya. Indonesia sedang menanti Ariadne, sang orang suci yang mampu menyelesaikan persoalan bangsa ini dengan keluar dari labirin masalah.

Indonesia sedang menanti. Menanti orang-orang yang mau bersusah payah dengan memberi petunjuk yang benar. Melihat masa depan dan mimpi bukan dari seberapa lamanya, tapi dari seberapa jauhnya. Seperti memasak, bisa sampai berjam-jam, untuk dimakan dalam hitungan menit. Tapi selalu ada kepuasan sendiri menyajikan untuk orang lain demi kebaikannya. Memberi energi baru tanpa menyisipkan racun penyedap buatan pabrik.

Ah, memasak sendirian itu menyenangkan. Memberikan analogi yang sungguh praktis.
Indonesia menanti. Indonesia menanti koki-koki yang mampu menyajikan hidangan tanpa bumbu penyedap buatan. Bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk disajikan sebagai hidangan bagi orang lain.

You Might Also Like

0 comments

Let's give me a feedback!