Biru

Tuesday, February 18, 2014

Seorang seniman bisa dengan mudah memberimu pertanda.
Dari tulisannya, lagunya, lukisannya.
Seorang seniman akan sangat jelas memberimu pertanda.
Mungkin lebih dari yang bisa seorang katakan dalam kata-kata.

--

Pablo Picasso mulai jatuh dalam depresi setelah menghadapi kenyataan seorang teman dekatnya bunuh diri dengan menembak kepala sendiri. Ia melukis dengan tone senada, biru atau biru-hijau, cenderung monokromatik. Pablo Picasso, seorang pelukis flamboyan yang memiliki hubungan dengan banyak wanita, masuk ke dalam "Blue Period", masa-masa tergelapnya. Objek seninya pun berganti rupa, menjadi orang-orang buangan. Ia menjadi lebih misterius dan menarik diri dari pergaulan dan ke-flamboyan-annya.

"Haru-biru" juga nampaknya hanya istilah bagi orang Indonesia, yang hidup di negara tropis dan melihat biru sebagai langit cerah atau laut luas. Bagi orang di negara lain, "biru" memiliki arti lain. Meski informal, makna "feeling blue" adalah sedih, depresi. Biru. Buah kontemplasi Pablo Picasso dari ketidakinginannya menghadapi dunia, kemalasannya menerima kenyataan.


Pertama kali saya mendengarkan masalah yang kini kembali terulang, saya mengambil sebuah kanvas berisi lukisan pohon sakura. Sebuah lukisan sekitar tiga tahun lalu. Saya sedang kehabisan cat akrilik. Cat minyak saya entah kemana sejak pindah kos. Tube yang tersisa hanya warna biru. Saya pegang kuasnya erat-erat. Tidak ada yang saya buat, hanya menimpa pohon sakura warna merah muda itu dengan warna biru. Gelap.


Tapi, ketika sekarang saya sudah membeli satu pak cat lagi dan mendapat warna lain, saya membiarkannya.
Tidak melanjutkan satu gores kuas pun.
Hanya ada biru.
Keengganan saya memaknai semua.
Keinginan saya menarik diri perlahan dari dunia.
Saya hanya ingin biru.

Dan biru, sudah lebih dari cukup.

You Might Also Like

0 comments

Let's give me a feedback!